Jumat, 30 September 2011

Kekuatan Canting Hempaskan Batik China

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, tidak khawatir dengan serbuan batik asal China di pasar dunia, termasuk Indonesia. Batik nusantara memiliki kualitas yang jauh lebih.

"Tidak usah takut, batik Indonesia punya kelas tersendiri, kelas utama," kata Jero Wacik di sela-sela Pemilihan Putra-Putri Batik Indonesia, Rabu 28 September 2011.

Batik-batik dari China merupakan batik print yang diproses menggunakan mesin secara masal. Sedangkan batik nusantara masih mengandalkan kekuatan canting yang menghasilkan karya seni bercita rasa tinggi. "Batik kita berbeda, batik tulis," katanya.

Dua tahun lalu, Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO) telah menetapkan batik sebagai warisan budaya dunia dari Indonesia. Perjuangan yang tak mudah karena sebelumnya ada beberapa negara yang juga mengklaim sebagai pencipta batik.

"UNESCO sebagai lembaga dunia yang mempunyai legitimasi untuk mengecek dan memutuskan siapa dan negara mana asal mula batik dan akhirnya pada 2 Oktober 2009. Dan, UNESCO memberikan sertifikasi kepastian Indonesia tempat asli batik," katanya.

Untuk itu, tugas Indonesia sekarang ini adalah melestarikan, menjaga dan mengembangkan batik. Salah satunya dengan pemilihan event putra putri batik Indonesia 2011 yang baru pertama kali dilaksanakan. Ia juga mendukung perhelatan berskala internasional seperti 'World Batik Summit' yang digelar di Jakarta Hilton Convention Centre.

• VIVAnews

Cinta Batik, SBY Mengaku Jarang Pakai Jas

Di dalam kesehariannya, Presiden SBY terhitung jarang mengenakan setelan jas lengkap. Bila sekali waktu dirinya kenakan setelan jas di luar acara resmi kenegaraan, itu ada alasan tersendiri.

"Saya jarang pakai jas. Tapi sekali-kali pakai, takut dikira nggak punya jas,” gurau Presiden SBY.

Gurauan itu disampaikannya kepada wartawan sambil menanti kedatangan rombongan Oxford Business Group Indonesia. Pertemuan berlangsung di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (29/9/2011).

Pada kesempatan siang ini, Presiden SBY mengenakan setelan jas berwarna abu-abu dengan dasi yang senada. Biasanya, SBY lebih memilih mengenakan setelan safari lengan pendek atau berkemeja batik.

"Saya cinta dan suka memakai batik. Kalau kita pakai batik, para perajin batik bisa tumbuh," sambungnya.

Ketika membuka World Batik Forum di JCC sehari sebelumnya, Presiden SBY juga memberi pernyataan serupa. Dia mendorong masyarakat menjadi duta batik untuk dunia dengan selalu mengenakan pakaian batik.

Sumber : detiknews.com

Berburu Batik Pusaka hingga Batik Tulis Murah di World Batik Summit 2011

Seorang perempuan dengan telaten dan sangat hati-hati melipat selembar kain batik warna coklat gelap, layaknya orang yang memperlakukan sebuah barang pusaka. Tentu saja, kain batik itu memang setara dengan benda-benda pusaka berharga lainnya, karena harga per lembarnya Rp 12 juta.

"Ini (batik) tulis asli, dengan pewarna alami," terangnya. Dia adalah pemilik brand Tatik Sri Harta, batik tradisional Solo yang aslinya berumah di Masaran, Sragen, Jawa Tengah. Saat ini, ia tengah membuka stan di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta sebagai partisipan dari gelaran akbar World Batik Summit 2011 yang dibuka Rabu (28/9) dan akan berlangsung hingga Minggu (2/10/2001).

Sesuai dengan nama acaranya, gelaran tersebut bukanlah semata pameran produk batik. Pameran hanyalah salah satu dari rangkaian mata acara. Setiap harinya juga digelar konferensi mengenai batik dengan variasi tema-tema yang berbeda, dan menampilkan para pakar di biddangnya dari berbagai negara. Itulah yang membedakan gelaran kali ini dengan ajang-ajang serupa biasanya.

World Batik Summit memang digelar untuk menyambut Hari Batik Nasional 2 Oktober, yang ditetapkan sejak dua tahun lalu. Penetapan itu bertepatan dengan dimasukannya batik oleh Unesco sebagai warisan pusaka dunia. Gelaran tersebut sekaligus juga dimaksudkan untuk mengukuhkan Indonesia sebagai "Global Home of Batik".

Karena batik kini telah menjadi milik seluruh lapisan masyarakat, maka tak hanya produsen-produsen batik mahal saja yang ambil bagian dalam acara tersebut. Bagi yang ingin berburu batik tulis asli dengan harga yang relatif murah juga tersedia. Gerai Purnomo Batik Art misalnya, menyediakan batik tulis asli Lasem, Rembang dengan harga mulai Rp 160 ribu hingga Rp 200-an ribu saja.

Gerai batik Lasem memang cukup mudah dijumpai di ajang tersebut, selain juga batik Madura dan batik Garut. Jenis-jenis batik yang disebutkan tersebut tersedia sengan harga yang terjangkau oleh kalangan luas. Bahkan biasanya, para perancang busana memaanfaatkan ketersediaan bahan batik murah tersebut untuk memborong dalam jumlah banyak.

Sedangkan untuk batik pusaka, tidak semuanya dijual. Ada sejumlah koleksi dari para tokoh seperti Iwan Tirta yang hanya dipajang, dengan diberi keterangan untuk dipelajari. Selain koleksi individu, ada juga koleksi bersama yang dipamerkan, misalnya dari Paguyuban Pecinta Batik Indonesia 'Sekar Jagad' dari Yogyakarta yang cukup lengkap mengusung motif-motif batik Jawa kuno.

Sumber : hot.detik.com

Ekspor Batik Indonesia Paling Laris di AS

Amerika Serikat (AS) merupakan negara pengimpor batik terbesar dari Indonesia. Negeri Paman Sam itu mengimpor puluhan juta dolar AS produk batik dan tekstil lainnya.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menyatakan saat ini nilai ekspor batik kain maupun produk turunannya ke pasar AS mencapai US$ 60 juta.

"Kalau sekarang sebetulnya kalau kita masukan produk-produk turunan yang lain angka kita menunjukan US$ 60 juta," ujarnya saat ditemui di JCC, Rabu (28/9/2011).

Mari menyebutkan hampir 40% ekspor batik ditujukan untuk negeri Paman Sam, Amerika Serikat untuk kebutuhan fashion dan design. "Paling banyak Amerika, 30-40%. Pasar terbesar Amerika dan Eropa. Itu yang paling banyak kain, fashion, dan seperti interior," jelasnya.

Mari menyatakan akan melakukan diversifikasi pasar guna meningkatkan ekspor produk asli Indonesia ini. Diversifikasi pasar tersebut meliputi wilayah Afrika dan Asia.

"Kita harapkan ini akan meningkat terus, tapi di luar nilai batik sebagai produk, seperti yang disampaikan Bapak Presiden sebagai wujud diplomasi Indonesia itu ada nilai yang lebih tinggi lagi. Batik sebagai branding Indonesia," pungkasnya.

Sumber : finance.detik.com

Masa Depan Batik Cerah bila Masyarakat Suka Berpakaian Batik

Presiden SBY mendorong seluruh masyarakat ikut aktif mewartakan keunggulan budaya Nusantara kepada dunia. Seperti batik, nasi goreng, angklung, wayang, kopi luwak dan ratusan lainnya yang sangat khas Indonesia.

"Semua harus jadi duta bangsa. Wartakan kepada dunia tentang keindahan, keunikan dan kekhasan Indonesia," seru Presiden SBY saat membuka Word Summit Batik di JCC, Senayan, Jakarta (28/9/2011).

Menjadi duta, artinya tidak hanya mengagumi dan mencintai karya budaya bangsa. Contohnya batik, maka kecintaan tersebut harus diwujudkan dengan mengenakan batik setiap ada kesempatan.

"Ada perbedaannya antara cinta dengan suka memakai batik. Kalau suka memakai batik, masa depan batik di negeri kita akan cerah," ujar SBY.

Presiden mengaku sangat gemar mengenakan pakaian batik. Pada setiap kesempatan bertemu para pemimpin negara sahabat baik di dalam dan luar negeri, dirinya pun sering memberikan cendera mata berupa batik.

"Letakkan batik sebagai sarana untuk diplomasi dan membangun persahabatan dengan negara sahabat. Meski batik ada di banyak negara, tapi batik Indonesia khas dan indah. Saat bangsa lain ingat batik, maka dia ingat Indonesia ," sambung SBY.

"Amerika dikenal dengan Coca Cola dan Hollywood. Turki dengan Blue Mosque. Singapura dengan logo singa. Indonesia punya banyak yang khas. Ada keris, wayang, batik, angklung, Raja Ampat, Toba, Borobudur, kopi luwak, nasi goreng dan ratusan lagi," imbuh SBY.

World Batik Summit berlangsung sampai 2 Oktober 2011. Acara ini diisi denga konferensi tentang batik yang diikuti peserta dari 11 negara dan pameran batik oleh 350 pengusaha kecil menengah.

Sumber : detiknews.com

Belanja Batik dari Wisatawan Capai Rp 1 Triliun

Wisatawan mampu memberikan kontribusi terhadap pembelian batik sebesar Rp 1 triliun.

Demikian disampaikan Ketua Pembina Yayasan Batik Indonesia Joop Ave, di pembukaan World Batik Indonesia, Jakarta Convention Centre, Rabu (28/9/2011).

"Saat ini wisatawan memberikan kontribusi dalam pembelian batik sebesar Rp 1 triliun," ujarnya.

Mantan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi ini menyatakan Indonesia diakui sebagai rumah batik dunia. Hal ini karena UNESCO telah mengakui Batik telah sebagai warisan budaya non benda, dan oleh sebab itu World Batik Summit diadakan di Indonesia.

"Sebenarnya peran Ibu (Ani Yudhoyono) jauh lebih besar disini," ujarnya.

Joop menilai Indonesia sangat tepat menyandang gelar itu. Apalagi Pemerintah saat ini, melalui berbagai Kementerian, mendorong pertumbuhan industri batik.

Menurut Joop, Menteri Perdagangan membuat cetak biru pertumbuhan batik nasional dan upaya Cinta Produk Indonesia. Selain dari Kementerian Perindustrian sejak beberapa tahun terus mendorong pertumbuhan batik nasional. Apalagi ia mengakui bahwa Menteri Pariwisata, Jero Wacik, gencar memperkenalkan batik Indonesia.

Selain itu, ia amat berterima kasih atas dukungan hampir semua menteri lainnya, atas pertumbuhan batik nasional. "Ini saya pikir bakal ada sidang kabinet di World Batik Summit," ucapnya.

Joop mengklaim semua ini ialah peran besar dari Ani Yudhoyono yang terus mendorong pertumbuhan batik nasional. Hal ini lantaran menurut Joop, keindahan batik memang hanya bisa dinilai oleh kaum perempuan.

Data kementerian perindustrian tahun 2010 nilai produksi industri batik dalam negeri menembus angka Rp 732,67 miliar atau naik 13% dari periode sebelumnya Rp 648,94 miliar.

Nilai bahan baku industri batik di dalam negeri mencapai Rp 403,92 miliar, sementara telah terjadi nilai tambah sebesar Rp 340,61 miliar. Pada tahun yang sama tercatat industri batik mampu menyerap 70.395 orang tenaga kerja atau terus meningkat setiap tahun.

Sumber : finance.detik.com

Kamis, 29 September 2011

Batik Indonesia Lebih Unggul dari Impor

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, mengatakan produk batik buatan dalam negeri lebih unggul dibandingkan batik impor asal China dan Malaysia yang menyerbu Tanah Air sejak beberapa tahun terakhir.

"Batik Indonesia lebih unggul karena merupakan batik tulis, sedangkan batik impor lebih banyak batik "printing". Jadi tidak perlu takut dengan serbuan batik impor," kata Menbudpar, di Jakarta, Kamis.

Jero mengatakan pihak Kementerian Kebudayaan dan Pariwasata akan terus melakukan promosi batik ke dunia internasional, sehingga kelak Indonesia kelak akan dikenal sebagai rumah batik.

Menurut dia, hanya dengan promosi yang gencar maka batik lokal akan lebih dikenal dibandingkan batik impor itu.

"Kita masih ingat betapa susahnya mendapatkan pengakuan UNESCO sebagai warisan budaya pada 2 Oktober 2009, karena pada saat itu ada juga negara lain yang ingin mengakui batik sebagai tempat asalnya. Oleh karena itu, sekarang setelah diakui, kita harus terus menjaga dan melestarikannya," jelas menteri dari Partai Demokrat ini.

Dia juga mengajak seluruh lapisan masyarakat baik tua maupun muda untuk selalu mengenakan dan mencintai batik dalam negeri.

"Jika sudah mencintai batik maka akan semakin banyak yang perajin batik. Tentunya tujuan pembangunan untuk mensejahterakan masyarakat akan terwujud," jelas Jero.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian MS Hidayat mengakui masuknya batik impor membuat daya saing industri nasional terganggu. Untuk itu, pemerintah mendaftarkan logo Batik-mark yang merupakan pembeda batik buatan Indonesia dengan negara lain.

Nilai produksi industri batik pada 2010 menembus angka Rp 732,67 miliar atau naik 13 persen dari periode sebelumnya sebesar Rp 648,94 miliar.

Batik asal China dan Malaysia sejak beberapa tahun terakhir mendominasi penjualan di sejumlah pasar di Jakarta karena harganya jauh lebih murah dibanding produk dalam negeri.

Sumber : antaranews.com

Harus Lebih Sering Pameran Batik

Jika mau batik semakin dikenal di tingkat nasional apalagi internasional, pemerintah seharusnya semakin banyak memotori pameran batik. Akan lebih mantap lagi jika peserta cuma dikenakan sedikit biaya pameran.

"Pemerintah diharapkan bisa membantu promosi batik dengan mengadakan pameran rutin. Dengan demikian batik kan akan lebih dikenal oleh masyarakat,"kata perajin batik asal Pekalongan, Farisi (56), di Jakarta, Kamis. Dia salah seorang perajin batik peserta World Batik Summit 2011.

Dia mengatakan selama ini perajin batik terkendala strategi pemasaran batik karena kurang relasi. "Kami akui pemasarannya masih lemah. Pembelinya juga lebih banyak wisatawan yang datang ke Pekalongan," jelas dia.

Untuk pameran sendiri, lanjutnya, ia mengharapkan tidak dikenakan biaya karena besarnya biaya akomodasi dan transportasi yang harus dikeluarkan.

"Semakin banyak usaha kecil menengah batik yang hidup, semakin banyak tenaga kerja terserap. Karena untuk satu kain saja bisa melibatkan lebih dari sepuluh orang mulai dari pencelupan, pembuatan pola hingga pewarnaan," tukas dia.

Perajin batik lainnya, Eko (34), juga mengungkapkan hal senada. Eko mengatakan pemasaran menjadi kendala utama bagi pengrajin.

"Kalau hanya untuk membuat batik, dipastikan berapapun banyaknya semua pengrajin bisa melakukannya. Tetapi yang menjadi kendala adalah pemasarannya. Bagaimana batik ini bisa laku dijual," jelas Eko yang berasal dari Yogyakarta ini.

World Batik Summit dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu (28/9). Pameran ini bertujuan untuk membangun antusiasme batik internasional dan terbentuknya suatu forum bagi pengrajin batik dan industri batik di seluruh dunia.

Dalam pameran tersebut juga ditampilkan batik dari seluruh Nusantara. Batik tak hanya ditampilkan dalam bentuk pakaian tetapi juga kendaraan seperti motor dan mobil.

Batik Indonesia pada 2 Oktober 2009 secara resmi diakui warisan budaya dunia oleh badan PBB untuk pendidikan, imu dan budaya (UNESCO). Pemerintah bertekad untuk terus melakukan promosi terhadap batik, sehingga nantinya Indonesia dikenal sebagai tempat asal batik.

Sumber :

Indonesia Harus Punya UU Batik

batik tulisSudah saatnya Indonesia mengatur perlindungan dan pelestarian terhadap batik dengan mempunyai Undang-Undang Batik.

Staf Ahli Kementerian Perindustrian Fauzi Azis dalam dialog dengan sejumlah perajin batik di Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu (17/9/2011), mengatakan, "UU Batik diperlukan untuk lebih menjamin secara hukum tentang masa depan batik Indonesia sebagai produk budaya dan penggerak ekonomi kerakyatan."

Ada pun alasan diperlukannya UU, menurut Fauzi, secara de jure dan de facto oleh UNESCO, batik telah diakui sebagai warisan budaya tak benda milik bangsa Indonesia.

Sebagai warisan budaya, batik wajib dilindungi, dilestarikan, dibina, dan dikembangkan, baik dalam hubungannya dengan budaya maupun ekonomi. Romi Oktabirawa, perajin batik Wiradesa, mengatakan, buku-buku batik masih merupakan simpul-simpul kecil. Belum komprehensif.

Sumber : female.kompas.com

Inilah Batik Indonesia Pilihan Perancang Dunia

Batik terbukti punya daya tarik. Perancang dunia pun antusias merancang busana siap pakai berupa gaun malam dan busana kasual, menggunakan batik yang unik. Inilah yang akan ditampilkan di Malam Seni Budaya bagian dari kegiatan World Batik Summit, 28 September hingga 2 Oktober 2011, di Jakarta Convention Center.

Anda bisa menjadi saksi, seperti apa pesona kain batik tulis dan cap, yang diterjemahkan perancang lintas bangsa. Malam Seni Budaya ini rencananya diadakan 29 September, bertempat di ruang Cendrawasih 1-3, JCC.

"Perancang dari luar negeri akan menghadirkan gaun malam menggunakan bahan batik dari Indonesia," jelas Ika BS Wahyudi, Ketua Bidang Malam Budaya BWS dari Yayasan Batik Indonesia, kepada Kompas Female, seusai konferensi pers di Jakarta, Jumat (23/9/2011).

Sebagai pembuka acara, anak-anak akan membagikan syal batik kepada tamu. Selanjutnya rangkaian pertunjukkan seni budaya disuguhkan. Termasuk pagelaran busana melibatkan 11 desainer dari Indonesia, Jepang, Malaysia, China yang akan menghadirkan koleksi batik Indonesia dalam busana siap pakai.

Perancang ternama Indonesia seperti Chossy Latu, Sebastian Gunawan, Carmanita dijadwalkan tampil perdana, begitu pun dengan Lun Kun, desainer dari China.

Sementara segmen kedua, label batik asal Solo, Danar Hadi, dan label batik ternama Parang Kencana akan tampil bersamaan dengan Ramli, Anne Avantie, juga Deannor dari Malaysia dan Kaoru dari Jepang.

Batik pilihan perancang dunia

Lebih lanjut Ika menjelaskan, pihaknya mengirimkan 30 jenis batik asli Indonesia kepada perancang asing untuk menghadirkan busana siap pakai saat pagelaran busana. Para perancang ini kemudian berkreasi dengan batik pilihan mereka.

Lun Kun memilih kain batik koleksi Danar Hadi untuk merancang gaun malam, kata Ika. Sementara Deannor menyukai motif batik Madura dari label Pesona Madura, buatan perajin asal Tanjung Bumi, Bangkalan, Madura.

"Deannor merancang gaun malam dengan mengombinasikan batik Malaysia dan Indonesia. Deannor sendiri sudah memiliki butik di Milan," kata Ika.

Sedangkan, Sarasakan (rumah batik dalam bahasa Jepang) Kaoru memilih batik Pekalongan, Cirebon, dan Yogyakarta. Kaoru, pemilik rumah batik di Tokyo merancang busana kasual yang kental dengan karakter Jepang menggunakan batik Indonesia.

Kaoru tak hanya antusias dalam memilih dan merancang batik Indonesia. Ia dan suaminya menyenangi batik Indonesia. Bahkan suaminya adalah seorang kolektor 8.000 kain tradisional Indonesia yang dikumpulkannya selama 42 tahun terakhir.

"Nantinya, ada komunitas batik di Tokyo, sekitar 25 orang, yang juga akan datang ke World Batik Summit. Mereka adalah orang-orang yang sehari-harinya memang membatik di Jepang," lanjut Ika.

Hermes menyusul

Sayangnya, fashion house dari Perancis, Hermes, batal terlibat dalam World Batik Summit di Indonesia.

Ika menjelaskan, Yayasan Batik Indonesia mengirimkan beberapa pilihan kain batik ke Hermes, untuk kemudian dibuatkan busana siap pakai, dan diikutsertakan dalam fashion show.

"Sayangnya, waktunya sangat sempit sehingga Hermes tak bisa menghasilkan busana yang diinginkan," lanjutnya.

Sebagai penggantinya, pada 2011 ini Hermes bekerjasama dengan Yayasan Batik Indonesia akan menampilkanfashion show Hermes menggunakan kain batik Indonesia.

"Hermes memilih batik Irwan Tirta dan Parang Kencana untuk merancang busana siap pakai kreasinya," tambah Ika.

Selain peragaan busana, pada malam pertunjukkan seni budaya ini, Yayasan Batik Indonesia selaku penyelenggara World Batik Summit juga akan memberikan sejumlah penghargaan kepada pembatik Indonesia.

Sumber : female.kompas.com

Sosialisasi Batik Hingga ke Kontes

Batik asli Indonesia telah disahkan menjadi warisan budaya dunia oleh Unesco. Sosialisasinya secara konkrit terus dikembangkan hingga ke kalangan generasi muda. Salah satunya dengan pergelaran kontes pemilihan putra-putri batik nusantara.

Sebanyak 28 finalis pergelaran putra-putri batik nusantara dari berbagai daerah di Tanah Air hadir dalam malam final Pemilihan Putra Putri Batik Nusantara 2011 di Jakarta. Mereka telah menjalani karantina selama tiga hari untuk mengikuti pembekalan etika, table manner, hingga pengetahuan sekitar sejarah batik.

Kontes yang baru pertama kali digelar di Indonesia itu bertujuan untuk menarik perhatian kaum muda agar lebih mencintai batik. Acara ini dihadiri Menbudpar Jero Wacik.

Muhammad Cipta Suhada dan Seila Purnama Bulan terpilih menjadi Putra dan Putri Batik Nusantara 2011.

Sumber : berita.liputan6.com

Tugas Berat Putra-Putri Batik Nusantara

Sudah selayaknya jika kita sebagai bangsa Indonesia, khususnya kaum muda, untuk melestarikan warisan budaya Indonesia, yaitu batik. Hal inilah yang mendasari diselenggarakannya pemilihan Putra-Putri Batik Nusantara 2011. "Kaum muda penuh dengan ide dan kreativitas, maka ajang seperti ini sangat tepat untuk kaum muda agar bisa melestarikan batik ke depannya," ungkap Tantie Koestantia, Ketua Panitia Pemilihan Putra-Putri Batik Nusantara 2011, dalam malam final yang berlangsung di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Rabu (28/9/2011) lalu.

"Adanya acara ini juga menunjukkan bahwa pelestarian batik tidak hanya sekadar ucapan saja. Karena perjalanan untuk meraih pengakuan UNESCO itu tidak mudah. Maka harus ada upaya nyata untuk melestarikannya," tambah Jero Wacik, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, dalam acara yang sama.

Tantie mengatakan bahwa antusiasme remaja sangat besar terhadap acara ini. Dalam waktu tiga minggu sejak pendaftaran dibuka, sudah ada 500 orang lebih yang mendaftar untuk mengikuti ajang ini. Mereka berasal dari seluruh Indonesia, termasuk Papua dan Kalimantan.

Sebanyak 14 finalis yang tampil di babak final jelas merupakan putra-putri Indonesia yang memiliki berbagai prestasi dan berpenampilan menarik. "Bahkan mereka juga punya perhatian yang tinggi terhadap batik. Misalnya ada yang berprofesi sebagai desainer batik, menulis skripsi tentang batik, pengusaha batik, sampai penulis buku batik," tambah Tantie.

Setelah melewati beberapa tahap penjurian, akhirnya Muhammad Cipta Suhada dan Sheila Purnama Bulan, keluar sebagai pasangan Putra dan Putri Batik Nusantara 2011. Mereka berhasil menjadi pemenang bukan hanya karena penampilan mereka yang menarik. Komunikasi dan wawasan mereka tentang batik pun dinilai sangat baik.

Usai kemenangan ini, sebuah tugas besar telah menanti. Cipta dan Sheila memiliki tugas untuk mewartakan kepada seluruh dunia tentang Indonesia sebagai rumah batik. Jero Wacik berharap, acara ini bisa terus berlangsung dan kelak bisa menjadi ajang tingkat dunia.

Sumber : female.kompas.com

Dicari, Sosok Anak Muda Peduli Batik

Batik semakin digandrungi anak muda, apalagi sejak pencanangan batik sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada 2 Oktober 2009, oleh organisasi PBB untuk Pendidikan, Ilmu, Budaya atau UNESCO. Untuk mempromosikan batik agar mendunia, tak hanya dibutuhkan anak muda yang suka batik namun juga anak muda yang peduli dan bisa menjadi juru bicara batik di tingkat dunia.

Pemilihan Putra-Putri Batik Nusantara menjadi salah satu cara mencari sosok anak muda peduli batik dan memahami seluk beluk batik, sehingga layak menjadi duta juga juru bicara dari Indonesia.

"Pemilihan ini untuk pertama kalinya diadakan, bekerjasama dengan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia. Tujuannya mencari anak muda yang bisa menjadi juru bicara tentang batik dari Indonesia. Pemilihan ini juga menjadi penggerak generasi muda yang memiliki inovasi untuk mengembangkan batik ke depan," kata Andara Rainy Ayudini, Sekretaris Ikatan Pecinta Batik Nusantara selaku pemrakarsa Pemilihan Putra-Putri Batik Nusantara kepada Kompas Female sesuai konferensi pers World Batik Summit 2011, di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Andara, promosi batik di luar negeri masih perlu ditingkatkan. Selama ini banyak duta dari berbagai kontes pemilihan di Indonesia, yang membawa nama besar batik di luar negeri. Namun, katanya, dibutuhkan sosok duta batik yang secara khusus menyebarluaskan pemahaman mengenai batik di level nasional dan internasional.

"Kita kekurangan sumber daya manusia yang benar-benar bisa bicara mengenai batik, yang memahami batik, peduli batik, dan memiliki inovasi untuk mengembangkan batik," lanjutnya.

Satu tahun ke depan, Putra-Putri Batik Nusantara akan mengikuti berbagai kegiatan dari Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, dengan lebih fokus pada pengembangan batik.

Saat ini, penyelenggara pemilihan sudah menyeleksi finalis yang akan mengikuti masa karantina mulai 25 September 2011. Andara mengungkapkan, tak disangka, para finalis pemilihan tak hanya memenuhi persyaratan utama, termasuk memahami batik. Namun anak muda usia 18-25 ini justru memiliki latar belakang yang akrab dengan batik dan menguasai berbagai hal seputar batik.

"Kualitas peserta melebihi dari ekspektasi. Finalis memiliki latar belakang pebisnis, perajin batik dari kalangan anak muda. Ada juga penari yang terbiasa menggunakan batik, bahkan ada yang pernah mengangkat batik sebagai bahan penelitian untuk skripsinya," jelas Andara yang meyakini, pemilihan duta batik ini bisa menyerap banyak anak muda yang punya pengetahuan mendalam soal batik, bukan sekadar suka memakai batik.

Andara yang pernah menjabat sebagai Puteri Pariwisata Indonesia 2009 mengatakan, seperti pemilihan pada umumnya, peserta harus memenuhi kriteria fisik. Seperti memiliki tinggi minimal 165 cm untuk perempuan, dan 170 cm untuk laki-laki, juga berwajah dan berpenampilan menarik, ramah, serta berkepribadian Indonesia.

"Syarat fisik tetap dibutuhkan, karena bagaimana pun mereka nantinya adalah juru bicara yang akan tampil di depan umum. Penampilan sebagai daya tarik, namun utamanya, mereka harus memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai batik," tuturnya, menambahkan final pemilihan ini akan berlangsung 28 September 2011 di Balai Kartini, Jakarta.

Sumber : female.kompas.com

Masa Depan Batik Cerah

pasar klewerPresiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, masa depan batik akan cerah jika jumlah pemakainya banyak. Pengembangan batik harus menyentuh aspek ekonomi, budaya, lingkungan, bahkan diplomasi.

”Kalau kita yang ada di ruangan ini, rakyat Indonesia, sahabat-sahabat bangsa lain di dunia mencintai batik sekaligus suka memakai batik, masa depan batik akan cerah,” ujar Presiden Yudhoyono, Rabu (28/9/2011), di Jakarta, saat membuka World Batik Summit 2011.

World Batik Summit berlangsung 28 September hingga 2 Oktober 2011. Kegiatan ini meliputi malam seni budaya, pameran batik, dan konferensi. Ratusan peserta dari dalam dan luar negeri mengikuti kegiatan tersebut.

Dalam acara pembukaan, Presiden didampingi Ny Ani Yudhoyono. Para menteri yang datang, antara lain, Sekretaris Kabinet Dipo Alam dan Menteri Perindustrian MS Hidayat. Hadir pula istri Wakil Presiden Boediono, Herawati, dan sejumlah duta besar negara sahabat. Dalam kesempatan itu, Dipo menyerahkan bukunya mengenai batik kepada Presiden.

Presiden menuturkan, dirinya menyukai atau mencintai batik karena batik indah, khas, dan memiliki nilai budaya yang tinggi. Soal batik yang memiliki nilai budaya tinggi, menurut dia, hal itu sudah mendapat pengakuan dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO). Presiden menjelaskan, bangsa Indonesia patut bersyukur karena batik dinyatakan sebagai warisan budaya tak benda tingkat dunia.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dalam kunjungannya ke Redaksi Kompas mengatakan, saat ini, pemerintah menilai tingkat apresiasi masyarakat terhadap batik cukup tinggi. Meski begitu, apresiasi saja tidak cukup. Batik perlu ditingkatkan jadi tradisi yang hidup atau ikon bagi Indonesia.

Dengan nilai produksi mencapai Rp 3,9 triliun pada tahun 2010, ekspor batik pada tahun 2010 hanya sebesar 69 juta dollar AS. ”Tetapi, batik perlu dipandang bukan dari sisi nilai ekspor saja, tetapi sebagai ikon masyarakat Indonesia,” ujar Mari.

Menjadikan batik sebagai ikon Indonesia mensyaratkan adanya penguatan batik sebagai warisan budaya sekaligus penggalian potensi ekonominya sebagai industri. Terkait dengan pengembangan potensi ekonomi itu, dibutuhkan pembenahan dari sisi hulu hingga ke hilir.

Hasil survei persepsi konsumen terhadap 700 responden di Jabodetabek, Surabaya, dan Medan menunjukkan, sebanyak 82 persen responden mengapresiasi batik tulis serta 91 persen mengetahui bahan baku, alat, dan pembuatan batik. Sekitar 35 persen di antara mereka memahami peralatan, proses, dan jenis motif batik.

Sumber

Rabu, 28 September 2011

Batik Sebagai Sarana Diplomasi dan Persahabatan Internasional

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan batik bisa dijadikan sarana diplomasi Indonesia dalam pergaulan internasional, sehingga bisa meningkatkan citra Indonesia.

"Kita gunakan batik sebagai sarana diplomasi dan persahabatan dengan dunia internasional," kata Yudhoyono saat membuka "World Batik Summit 2011".

Menurut Presiden, diplomasi adalah salah satu aspek utama batik yang bisa dimanfaatkan oleh Indonesia. Hal itu disebabkan batik telah ditetapkan sebagai warisan bidaya dunia oleh UNESCO.

Kepala Negara menegaskan, seluruh warga negara Indonesia harus bangga karena dunia internasional telah mengakui keindahan batik sebagai produk budaya.

"Saya cinta batik, saya suka batik, dan saya suka dan sering memakai batik," ujarnya.

Presiden meminta semua pihak berupaya untuk membuat batik sebagai salah satu produk budaya yang melekat dengan nama Indonesia, sehingga semua orang langsung ingat Indonesia jika membicarakan batik.

"World Batik Summit 2011" dilaksanakan di Jakarta sejak 28 September sampai 2 Oktober 2011.

Acara dengan tema "Indonesia: Global Home of Batik" itu akan diisi dengan rangkaian konferensi dan pameran batik.

Sejumlah pembicara dari dalam dan luar negeri, termasuk perwakilan UNESCO, akan tampil dalam konferensi tersebut.

Sumber : antaranews

Pameran Batik Tingkat Dunia di Jakarta

Sejak dikukuhkan oleh oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) sebagai warisan budaya dunia, batik memang semakin mendunia. Hal ini juga yang menjadi dasar diselenggarakannya World Batik Summit 2011 di Jakarta Convention Center.

Acara tersebut dibuka hari ini 28 September oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan akan diselenggarakan hingga 2 Oktober mendatang. "Ini modal awal untuk melestarikan batik. Batik indonesia betul-betul khas. Bangsa lain kalau ingat batik pasti ingat Indonesia," katanya dalam acara pembukaan World Batik Summit 2011

Bertema 'Indonesia: Global Home of Batik', program ini bukan hanya sekedar memamerkan batik-batik karya pengrajin dari seluruh Indonesia. Tetapi juga dilaksanakan pelatihan terkait batik di beberapa lokasi seperti Museum Tekstil Jakarta dan di Parang Kencana. Hal ini dilakukan tentunya untuk melestarikan budaya Indonesia, khususnya batik

"Pengakuan UNESCO adalah untuk memastikan generasi muda melestarikan budaya yang sudah diakui dunia seperti batik. Saya yakin tiap batik memiliki nilainya masing-masing," kata Dr. Hubert Gijzen, Director of UNESCO Regional Science Bureau for Asia and the Pacific.

Barang-barang yang dipamerkan dalam acara ini bukan hanya berupa kain batik, tetapi juga interior, kerajinan tangan, perhiasan dan aksesori bertema batik. Tak ketinggalan peragaan busana menampilkan karya-karya perancang Indonesia yang selalu mengandalkan batik, seperti Ramli, Sebastian Gunawan , Anne Avantie, Carmanita, dan Chossy Latu.

Bukan hanya itu, beberapa karya perancang busana dari negara lain yang juga bertema batik akan ditampilkan. Anda bisa melihat koleksi busana batik dari Deanoor (Malaysia), Kouru (Jepang), Saksit (Thailand), Hermes (Paris), dan Lu Kun (Shanghai/China). Hal ini sangat menarik karena Anda bisa melihat bagaimana masyarakat internasional mengolah batik.

• VIVAnews

Perbedaan Batik Tulis dan Cap

Batik Tulis

batik tulisDikerjakan dengan menggunakan canting yaitu alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk bisa menampung malam (lilin batik) dengan memiliki ujung berupa saluran/pipa kecil untuk keluarnya malam dalam membentuk gambar awal pada permukaan kain.

Bentuk gambar/desain pada batik tulis tidak ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak bisa lebih luwes dengan ukuran garis motif yang relatif bisa lebih kecil dibandingkan dengan batik cap.

Gambar batik tulis bisa dilihat pada kedua sisi kain nampak lebih rata (tembus bolak-balik) khusus bagi batik tulis yang halus. Warna dasar kain biasanya lebih muda dibandingkan dengan warna pada goresan motif (batik tulis putihan/tembokan).

Setiap potongan gambar (ragam hias) yang diulang pada lembar kain biasanya tidak akan pernah sama bentuk dan ukurannya. Berbeda dengan batik cap yang kemungkinannya bisa sama persis antara gambar yang satu dengan gambar lainnya.

Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan batik tulis relatif lebih lama (2 atau 3 kali lebih lama) dibandingkan dengan pembuatan batik cap. Pengerjaan batik tulis yang halus bisa memakan waktu 3 hingga 6 bulan lamanya.

Alat kerja berupa canting harganya relatif lebih murah berkisar Rp. 10.000,- hingga Rp. 20.000,-/pcs. Harga jual batik tulis relatif lebih mahal, dikarenakan dari sisi kualitas biasanya lebih bagus, mewah dan unik.

Batik Cap

batik capDikerjakan dengan menggunakan cap (alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk sesuai dengan gambar atau motif yang dikehendaki). Untuk pembuatan satu gagang cap batik dengan dimensi panjang dan lebar : 20 cm X 20 cm dibutuhkan waktu rata-rata 2 minggu.

Bentuk gambar/desain pada batik cap selalu ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar nampak berulang dengan bentuk yang sama, dengan ukuran garis motif relatif lebih besar dibandingkan dengan batik tulis. Gambar batik cap biasanya tidak tembus pada kedua sisi kain.

Warna dasar kain biasanya lebih tua dibandingkan dengan warna pada goresan motifnya. Hal ini disebabkan batik cap tidak melakukan penutupan pada bagian dasar motif yang lebih rumit seperti halnya yang biasa dilakukan pada proses batik tulis. Korelasinya yaitu dengan mengejar harga jual yang lebih murah dan waktu produksi yang lebih cepat. Waktu yang dibutuhkan untuk sehelai kain batik cap berkisar 1 hingga 3 minggu.

Untuk membuat batik cap yang beragam motif, maka diperlukan banyak cap. Sementara harga cap batik relatif lebih mahal dari canting. Untuk harga cap batik pada kondisi sekarang dengan ukuran 20 cm X 20 cm berkisar Rp. 350.000,- hingga Rp. 700.000,-/motif. Sehingga dari sisi modal awal batik cap relatif lebih mahal.

Jangka waktu pemakaian cap batik dalam kondisi yang baik bisa mencapai 5 tahun hingga 10 tahun, dengan catatan tidak rusak. Pengulangan cap batik tembaga untuk pemakainnya hampir tidak terbatas. Harga jual batik cap relatif lebih murah dibandingkan dengan batik tulis, dikarenakan biasanya jumlahnya banyak dan miliki kesamaan satu dan lainnya tidak unik, tidak istimewa dan kurang eksklusif.

Sumber : pesonabatik

Sejarah Batik di Indonesia

Sejarah Batik di IndonesiaSejarah perbatikan di Indonesia berkait erat dengan perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerajaan Solo dan Yogyakarta.

Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang pada kerajaan dan raja-raja berikutnya. Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan kemudian Batik menjadi alat perjuangan ekonomi oleh tokoh-tokoh pedagang Muslim melawan perekonomian Belanda.

Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing.

Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri.

Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta garamnya dibuat dari tanah lumpur.

Jaman Majapahit Batik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majapahit, dapat ditelusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojokerto adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit. Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di Tulung Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat digali dari peninggalan di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah Tulungagung yang sebagian terdiri dari rawa-rawa dalam sejarah terkenal dengan nama daerah Bonorowo, yang pada saat berkembangnya Majapahit daerah itu dikuasai oleh seorang yang bernama Adipati Kalang, dan tidak mau tunduk kepada kerajaan Majapahit.

Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahit, Adipati Kalang tewas dalam pertempuran yang konon dikabarkan disekitar desa yang sekarang bernama Kalangbret. Demikianlah maka petugas-petugas tentara dan keluarga kerajaan Majapahit yang menetap dan tinggal diwilayah Bonorowo atau yang sekarang bernama Tulungagung antara lain juga membawa kesenian membuat batik asli.

Sumber : pesonabatik

Batik Cap

batik capBatik Cap adalah salah satu jenis hasil proses produksi batik yang menggunakan canting cap. Canting cap yang dimaksud di sini mirip seperti stempel, hanya bahannya terbuat dari tembaga dan dimensinya lebih besar, rata-rata berukuran 20cm X 20cm.

Proses Pembuatan

  • Kain mori diletakkan di atas meja datar yang telah dilapisi dengan bahan yang empuk

  • Malam direbus hingga mencair dan dijaga agar suhu cairan malam ini tetap dalam kondiri 60 s/d 70 derajat Celcius

  • Canting Cap lalu dimasukkan kedalam cairan malam tadi (kurang lebih 2 cm bagian bawah canting cap yang tercelup cairan malam)

  • Canting Cap kemudian di-cap-kan (di-stempel-kan) dengan tekanan yang cukup di atas kain mori yang telah disiapkan tadi

  • Cairan malam akan meresap ke dalam pori-pori kain mori hingga tembus ke sisi lain permukaan kain mori

  • Setelah proses penge-cap-an selesai dengan berbagai kombinasi canting cap yang digunakan, selanjutnya kain mori akan dilakukan proses pewarnaan, dengan cara mencelupkan kain mori ini ke dalam tangki yang berisi warna yang sudah dipilih.

  • Kain mori yang permukaannya telah diresapi oleh cairan malam, tidak akan terkena dalam proses pewarnaan ini.

  • Setelah proses pewarnaan, proses berikutnya adalah penghilangan berkas motif cairan malam melalui proses penggodogan.

  • Sehingga akan nampak 2 warna, yaitu warna dasar asli kain mori yang tadi tertutup malam, dan warna setelah proses pewarnaan tadi.

  • Jika akan diberikan kombinasi pewarnaan lagi, makan harus dimulai lagi dari proses penge-cap-an cairan malam - pewarnaan - penggodogan lagi.

  • Sehingga diperlukan proses berulang untuk setiap warna.

  • Hal yang menarik dari batik cap adalah pada proses perkawinan warna, karena permukaan kain mori yang telah diwarna sebelumnya akan diwarna lagi pada proses pewarnaan berikutnya, sehingga perlu keahlian khusus dalam proses pemilihan & perkawinan warna.

  • Oleh karena proses pewarnaan yang berulang-ulang dan menyeluruh pada setiap pori-pori kain mori, maka warna pada batik cap cenderung lebih awet dan tahan lama dibandingkan dengan batik yang lain.

  • Proses terakhir dari pembuatan batik cap adalah proses pembersihan dan pencerahan warna dengan soda. Selanjutnya dikeringkan dan disetrika.


Ciri-ciri

  • Warna batik kedua belah sisi kain adalah sama

  • Warna batik lebih mengkilap

  • Motif tidak terlalu detail

  • Biasanya warna dasar adalah warna tua / gelap


Sumber : id.wikipedia.org

Jenis Batik

Menurut teknik

  • Batik tulis adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik menggunakan tangan. Pembuatan batik jenis ini memakan waktu kurang lebih 2-3 bulan.

  • Batik cap adalah kain yang dihias dengan teksture dan corak batik yang dibentuk dengan cap ( biasanya terbuat dari tembaga). Proses pembuatan batik jenis ini membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 hari.

  • Batik lukis adalah proses pembuatan batik dengan cara langsung melukis pada kain putih.


Menurut asal pembuatan
Batik Jawa

  • batik Jawa adalah sebuah warisan kesenian budaya orang Indonesia, khususnya daerah Jawa yang dikuasai orang Jawa dari turun temurun. Batik Jawa mempunyai motif-motif yang berbeda-beda. Perbedaan motif ini biasa terjadi dikarnakan motif-motif itu mempunyai makna, maksudnya bukan hanya sebuah gambar akan tetapi mengandung makna yang mereka dapat dari leluhur mereka, yaitu penganut agama animisme, dinamisme atau Hindu dan Buddha. Batik jawa banyak berkembang di daerah Solo atau yang biasa disebut dengan batik Solo.



Sumber : id.wikipedia.org

Cara Pembuatan Batik

Cara Pembuatan BatikSemula batik dibuat di atas bahan dengan warna putih yang terbuat dari kapas yang dinamakan kain mori. Dewasa ini batik juga dibuat di atas bahan lain seperti sutera, poliester, rayon dan bahan sintetis lainnya.

Motif batik dibentuk dengan cairan lilin dengan menggunakan alat yang dinamakan canting untuk motif halus, atau kuas untuk motif berukuran besar, sehingga cairan lilin meresap ke dalam serat kain.

Kain yang telah dilukis dengan lilin kemudian dicelup dengan warna yang diinginkan, biasanya dimulai dari warna-warna muda. Pencelupan kemudian dilakukan untuk motif lain dengan warna lebih tua atau gelap.

Setelah beberapa kali proses pewarnaan, kain yang telah dibatik dicelupkan ke dalam bahan kimia untuk melarutkan lilin.

Sumber : id.wikipedia.org

Corak Batik

Ragam corak dan warna Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah.

Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga memopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru.

Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.

Sumber : id.wikipedia.org

Budaya Batik

Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.

Tradisi membatik pada mulanya merupakan tradisi yang turun temurun, sehingga kadang kala suatu motif dapat dikenali berasal dari batik keluarga tertentu. Beberapa motif batik dapat menunjukkan status seseorang. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik juga pertama kali diperkenalkan kepada dunia oleh Presiden Soeharto, yang pada waktu itu memakai batik pada Konferensi PBB.

Sumber : id.wikipedia.org

Sejarah Teknik Batik

batikSeni pewarnaan kain dengan teknik pencegahan pewarnaan menggunakan malam adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan diketemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik juga diterapkan di Tiongkok semasa Dinasti T'ang (618-907) serta di India dan Jepang semasa Periode Nara (645-794). Di Afrika, teknik seperti batik dikenal oleh Suku Yoruba di Nigeria, serta Suku Soninke dan Wolof di Senegal. Di Indonesia, batik dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit, dan menjadi sangat populer akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad XX dan batik cap baru dikenal setelah Perang Dunia I atau sekitar tahun 1920-an.

Walaupun kata "batik" berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (arkeolog Indonesia) percaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi kuna membuat batik.

G.P. Rouffaer juga melaporkan bahwa pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Dia menyimpulkan bahwa pola seperti ini hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat canting, sehingga ia berpendapat bahwa canting ditemukan di Jawa pada masa sekitar itu. Detil ukiran kain yang menyerupai pola batik dikenakan oleh Prajnaparamita, arca dewi kebijaksanaan buddhis dari Jawa Timur abad ke-13. Detil pakaian menampilkan pola sulur tumbuhan dan kembang-kembang rumit yang mirip dengan pola batik tradisional Jawa yang dapat ditemukan kini. Hal ini menunjukkan bahwa membuat pola batik yang rumit yang hanya dapat dibuat dengan canting telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.

Legenda dalam literatur Melayu abad ke-17, Sulalatus Salatin menceritakan Laksamana Hang Nadim yang diperintahkan oleh Sultan Mahmud untuk berlayar ke India agar mendapatkan 140 lembar kain serasah dengan pola 40 jenis bunga pada setiap lembarnya. Karena tidak mampu memenuhi perintah itu, dia membuat sendiri kain-kain itu. Namun sayangnya kapalnya karam dalam perjalanan pulang dan hanya mampu membawa empat lembar sehingga membuat sang Sultan kecewa.[5] Oleh beberapa penafsir,who? serasah itu ditafsirkan sebagai batik.

Dalam literatur Eropa, teknik batik ini pertama kali diceritakan dalam buku History of Java (London, 1817) tulisan Sir Thomas Stamford Raffles. Ia pernah menjadi Gubernur Inggris di Jawa semasa Napoleon menduduki Belanda. Pada 1873 seorang saudagar Belanda Van Rijekevorsel memberikan selembar batik yang diperolehnya saat berkunjung ke Indonesia ke Museum Etnik di Rotterdam dan pada awal abad ke-19 itulah batik mulai mencapai masa keemasannya. Sewaktu dipamerkan di Exposition Universelle di Paris pada tahun 1900, batik Indonesia memukau publik dan seniman.

Semenjak industrialisasi dan globalisasi, yang memperkenalkan teknik otomatisasi, batik jenis baru muncul, dikenal sebagai batik cap dan batik cetak, sementara batik tradisional yang diproduksi dengan teknik tulisan tangan menggunakan canting dan malam disebut batik tulis. Pada saat yang sama imigran dari Indonesia ke Persekutuan Malaya juga membawa batik bersama mereka.

Sumber : id.wikipedia.org

Apa Itu Batik

Kata "batik" berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: "amba", yang bermakna "menulis" dan "titik" yang bermakna "titik".

Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk mencegah pewarnaan sebagian dari kain.

Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan.

Batik Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak 2 Oktober, 2009.

Sumber : id.wikipedia.org

Selasa, 27 September 2011

Pasar Klewer

pasar klewerPasar Klewer memiliki spesifikasi aktifitas bursa textil dan batik terbesar di Kota Solo dan sekitarnya bahkan terkenal di seluruh Indonesia. Pasar Klewer dulunya berasal dari pedagang Pasar Slompretan yang terletak di jalan Dr. Rajiman (dahulu dikenal dengan nama Secoyudan) di Kelurahan Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwon.

Sebagai pasar batik terbesar di Indonesia, Pasar Klewer sangat sayang jika dilewatkan, terutama bagi pecinta wisata belanja. Mulai dari batik cap kain katun seharga belasan ribu, hingga batik tulis sutra seharga jutaan rupiah tersedia disini.

Pasar Klewer merupakan aset Kota Surakarta yang berdiri diatas tanah seluas 12.950 m2. Tanah tersebut merupakan tanah eks Swapraja/Pasar Slompretan yang kemudian dikuasai Pemerintah Kota Surakarta dengan status Hak Pakai No.8

Pasar Klewer dibangun dalam 2 (dua) tahap :
Tahap pertama:
Pasar Klewer bagian barat terdiri dari 2 (dua) lantai, selesai dibangun dan diresmikan pada tanggal 9 Juni 1971 oleh Presiden RI Soeharto.
Tahap kedua:
Pasar Klewer bagian timur terdiri dari 1 (satu) lantai, selesai dibangun dan diresmikan pada tanggal 27 Desember 1986 oleh Gubernur Jawa Tengah H. Ismail.

POTENSI PASAR :
Luas Tanah : 12.950 m2
Spesifikasi Dagangan : Texstil, Batik
Jumlah Kios : 2.210 buah
Jumlah Pedagang Th. 2010 : 2.210 pedagang
Jumlah Pedagang Oprokan : 600 pedagang

FASILITAS PASAR :
* Kantor Pasar
* Lahan Parkir
* Masjid
* MCK
* Pos Keamanan
* Sarana pemadam kebakaran (hydrant dan APAR)
* Sarana bongkar muat
* Sarana kebersihan (Container, Bin sampah)

Sumber

Kampung Batik Kauman

batikKampung Kauman mempunyai kaitan erat dengan sejarah perpindahan kraton Kartosuro ke Solo yang kemudian berubah nama menjadi Kasunanan. Kauman merupakan tempat ulama yang terdiri dari beberapa lapisan masyarakat mulai dari penghulu tafsir anom, ketip, modin, suronoto dan kaum. Keberadaan kaum sebagai penduduk mayoritas di kawasan inilah yang menjadi dasar pemilihan nama "kauman".

Masyarakat kaum (abdi dalem) mendapatkan latihan secara khusus dari kasunanan untuk mebuat batik baik berupa jarik/selendang dan sebagainya. Dengan kata lain, tradisi batik kauman mewarisi secara langsung inspirasi membatik dari Ndalem Kraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Berdasarkan bekal keahlian yang diberikan tersebut masyarakat kauman dapat menghasilkan karya batik yang langsung berhubungan dengan motif-motif batik yang sering dipakai oleh keluarga kraton.

Dalam perkembangannya, seni batik yang ada di kampung kauman dapat dibedakan menjadi tiga bentuk yaitu batik klasik motif pakem (batik tulis), batik murni cap dan model kombinasi antara tulis dan cap. Batik tulis bermotif pakem yang banyak dipengaruhi oleh seni batik kraton Kasunanan merupakan produk unggulan kampung batik kauman. Produk-produk batik kampung kauman dibuat menggunakan bahan sutra alam dan sutra tenun, katun jenis premisima dan prima, rayon.

Kampung yang memiliki 20-30an home industri ini menjadi langganan dari para pembeli yang sudah terjalin secara turun temurun dan wisatawan mancanegara (Jepang, Eropa, Asia Tenggara dan Amerika Serikat). Keunikan yang ditawarkan kepada para wisatawan adalah kemudahan transaksi sambil melihat-lihat rumah produksi tempat berlangsungnya kegiatan membatik. Artinya, pengunjung memiliki kesempatan luas untuk mengetahui secara langsung proses pembuatan batik. Bahkan untuk mencoba sendiri mempraktekkan kegiatan membatik.

Disamping produk batik, kampung batik Kauman juga dilingkupi suasana situs-situs bangunan bersejarah berupa bangunan rumah joglo, limasan, kolonial dan perpaduan arsitektur Jawa dan Kolonial. Bangunan-bangunan tempo dulu yang tetap kokoh menjulang ditengah arsitektur modern pusat perbelanjaan, lembaga keuangan (perbankan dan valas), homestay dan hotel yang banyak terdapat disekitar kampung kauman. Fasilitas-fasilitas pendukung yang ada di sekitar kampung kauman ini jelas menyediakan kemudahan-kemudahan khusus bagi segenap wisatawan yang berkunjung dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan lain di luar batik.

Sumber

Kampung Batik Laweyan

kampung batik laweyanBatik adalah karya seni tradisional yang banyak ditekuni oleh masyarakat Laweyan, maka kampung Laweyan pernah dikenal sebagai kampung “Juragan Batik” dan mencapai kejayaannya pada di era 1970-an. Banyak showroom batik di kampung batik yang menarik dan dapat di kunjungi di salah satu daerah wisata ini.

Kampoeng Laweyan merupakan suatu kelurahan yang luas wilayahnya 24.83 ha dengan penduduk sekitar 2500 jiwa. Laweyan adalah kampung batik tertua di Indonesia.Eksistensi para pengusaha batik/juragan Laweyan sangat terkenal terutama pada jaman keemasan era KH Samanhudi sekitar tahun 1911.

Laweyan juga terkenal dengan bentuk bangunan dan kondisi lingkungan yang khas. Arsitektur rumah tinggal di kampung batik ini umumnya di pengaruhi unsure tradisional Jawa, Eropa(Indisch), China dan Islam. Bangunan-bangunan ini dilengkapi dengan pagar tinggi atau “Beteng” yang menyebabkan terbentuknya gang-gang sempit.

Sumber

Batik Solo

batikSolo salah satu kota di Jawa tengah yang masih lekat dengan budaya Jawa. Solo mempunyai slogan: Solo, The Spirit of Java (Jiwanya Jawa), sebagai upaya pencitraan kota Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa dan bertekad terus menjaga dan melestarikan budaya jawa.

Kota Solo adalah salah satu tempat wisata belanja kain batik yang terkenal dan tersohor di Indonesia. Di sini banyak sekali terdapat sentra kain batik, yang tersohor antara lain Pasar Klewer, Pusat Grosir Solo, Kampung Batik Laweyan dan Kampung Wisata Batik Kauman. Batik adalah salah satu produk kota dan telah menjadi Icon kota Solo. Khas batik Solo sudah di kenal di seluruh Indonesia dan menjadi produk andalan eksport.

Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya. Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih menggunakan bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal sejak dahulu. Polanya tetap antara lain terkenal dengan “Sidomukti” dan “Sidoluruh”.

Sumber